Sabtu, 23 Maret 2013

GENETIKA PERTANIAN MONOHYBRID

LAPORAN PERKAWINAN MONOHYBRID DENGAN MENGUNAKAN ILUSTRASI KANCING KUNING DAN KANCING PUTIH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
1.      Dasar – dasar pewarisan Mendel
Gregor Johan Mendel abad ke-19, Percobaan persilangan pada kacang ercis (pisum sativum) prinsip – prinsip pewarisan sifat. Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan pendek. Keturunannya memperlihatkan nisbah (perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3:1

2.      Hukum Mendel
Hukum Segregasi (Hukum Mendel I), Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasangan gen akan disegregasi kedalam masing – masing gamet yang terbentuk.Hukum Pemilihan Bebas (Hukum Mendel II), Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet – gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen – gen secara bebas.
3.      Persilangan monohibrid
Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal.  Pengertiannya adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan keduanya. Diharapkan keturunan pertamanya (generasi F1) akan memiliki sifat dengan salah satu tetua jika sifat tersebut dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang ditemukan Mendel pada tanaman kapri (Pisum sativum). 
Mendel menggunakan tanaman kapri karena mudah dipelihara, dapat menghasilkan banyak biji (banyak keturunan), mempunyai sifat-sifat yang dapat dibedakan antar varietas, dapat diperbanyak secara selfing atau disilangkan, dan  mudah tumbuh di daerah tempat tinggal Mendel. Sebagai tanaman  model untuk menunjukkan hasil persilangan monohibrid di daerah tropis seperti Indonesia dapat digunakan tanaman kacang panjang dengan alasan yang sama dengan Mendel dan mudah tumbuh di daerah tropis. Kacang panjang digunakan sebagai tanaman model pengganti kapri karena lebih mudah tumbuh di Indonesia, dapat menghasilkan banyak biji, mempunyai beberapa sifat yang membedakan antar varietas dan dapat disilangkan. Tanaman kacang panjang juga termasuk famili yang sama dengan kapri sehingga mempunyai struktur bunga yang serupa.

4.      Persilangan Monohibrid Dominan
Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel.Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel.Dari hasil penelitiannya dengan tanaman kacang kapri.Jika tumbuhan berbatang tinggi disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan, sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.

1.2.   Tujuan Praktikum
1.      Untuk mengetahui persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan keduanya.
2.      Membuktikan perbandingan fenotipe pewarisan gen tunggal. 
3.      Menguji data praktikum agar valit dengan  Chi Square Test.

1.3. Manfaat Praktikum
1.   Dapat menganalisa hasil persilangan dari dua gen yang berbeda.
2.   Paham akan perhitungan Chi Square Test.




BAB II
 METODEOLOGI

2.1.  Waktu dan Tempat
1. Pertemuan ke 2 sebelum UTS, pada jam 08:00 s/d selesai.

2.2. Teknik Pengumpulan Data
Setelah menetukan warna kacing, dan alat pengocok,kemudian dilakukan pengambilan secara acak dan menulis data sementara pada  selembar kertas sebagai data mentahan.

2.3.  Alat Bahan
1.      Kancing warna Kuning dan Putih,(masing – masing 50 kancing)
2.      Wadah (berupa kertas)
3.      Pena dan Buku, sebagai pengumpul data mentahan.4.      Plastik 1 kg

2.4. Tahapan Praktikum
       Pilih empat kancing dengan warna yang berbeda.
1.      Tentukan peranan dari masing – masing warna kancing Kuning  dan Putih berperan sebagai warna, Kuning  dan Putih berperan sebagai bau(aroma), (Kuning = wangi dan kurang wangi ), (Putih = wangi dan kurang wangi).
2.      Masukkan 2 kancing  sesuai kategori kedalam 2 wadah yang berbeda (merah dan putih).
3.      Lakukan pengambilan kancing  dari dua wadah dengan acak secara bersamaan, Pengambilan ditiap wadah sebanyak 2 kancing.
4.      Setelah pengambilan dan dicatat hasilnya kancing di kembalikan lagi ke wadah semula.
5.      Lakukan pengambilan sampai 100 kali.
6.      Catat hasil pengambilan dengan simbol yang sudah di tetapkan.




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Praktikum
RR
Rr
rr
33
47
20
100
Keterangan :
            RR       = Wangi                      = 33
Rr        = Kurang Wangi        = 47
Rr        = Tidak  Wangi          = 20

3.2. Penghitungan data dengan Chi Square Test
Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1,

RR
Rr
rr
Observed
(O)
33
47
20
100
Expecedted (E)
25
50
25
100
Deviasi
(D)
+8
-3
-5

D2/E
0,32
-0,06
-0,2

X2
0,32+[-0,06-(-0,2)]= 0,46

Tabel Chi Square Test
DB
KEMUNGKINAN

0.99
0.90
0.70
0.50
0.30
0.10
0.05
0.01
0.001
1
0.002
0.016
0.15
0.46
1.07
2.71
3.84
6.64
10.83
2
0.02
0.21
0.71
1.39
2.41
4.61
5.99
9.21
13.82
3
0.12
0.58
1.42
2.37
3.67
6.25
7.84
11.35
16.27
4
0.30
1.06
2.20
3.36
4.88
7.78
9.49
13.28
18.47
Data di atas di nyatakan valit karna kurang dari kolom 0,05.tidak perlu di lakukan perhitungan ulang.

Sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.

MW
mw
Observed
(O)
80
20
100
Expecedted (E)
75
25
100
Deviasi
(D)
+5
-

(D-1/2)x)
+41/2
-51/2

(D-1/2) 2/e
0,27
1,25

X2
0,27+1,21 =1,48

Tabel Chi Square Test
DB
KEMUNGKINAN

0.99
0.90
0.70
0.50
0.30
0.10
0.05
0.01
0.001
1
0.002
0.016
0.15
0.46
1.07
2.71
3.84
6.64
10.83
2
0.02
0.21
0.71
1.39
2.41
4.61
5.99
9.21
13.82
3
0.12
0.58
1.42
2.37
3.67
6.25
7.84
11.35
16.27
4
0.30
1.06
2.20
3.36
4.88
7.78
9.49
13.28
18.47
Data di atas di nyatakan valit karna kurang dari kolom 0,05.tidak perlu di lakukan perhitungan ulang.

3.3. Pembahasan Praktikum
Dari data percobaan yang telah kami lakukan tentang Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi “Pada pembentukan gamet, gen-gen yang berpasangan akan dipisahkan (disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang terbentuk". Dalam percobaan kami warna gen Kuning(R) pembawa sifat untuk Wangi dominan dan warna gen Putih (r) pembawa sifat untuk Kurang wangi pembawa sifat resesif. Sedangkan warna gen Kuning (B) adalah pembawa sifat untuk bau(aroma) wangi sebagai dominan dan warna Putih (w) pembawa sifat  untuk bau(aroma) kurang wangi sebagai resesif. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet. Dan Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.

·           Dari hasil persilangan tersebut antara kancing Kuning >< Kancing Putih adalah sebagai berikut:
1.      RR = Wangi                     = 33
2.      Rr = Kurang Wangi        = 47
3.      Rr = Tidak  Wangi          = 20

Untuk menguji kevalitan data tersebut kami menggunakan table Chi Square Test (tabel X2). Ternyata diperoleh hasil sesuai dengan Hukum Mendel II Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, hasil akhir yang kami dapat 0,46 yang berada di table ke 2 Chi Square Test (tabel X2) menunjukan angka diantara 0,90 sampai 0,70  yang berada pada kemungkinan 0,21 sampai 0,71. Dan Hukum Mendel II rasio fenotipenya = 3 : l. hasil akhir yang kami dapat 1,48 yang berada di tabel Chi Square Test (tabel X2) menunjukan angka diantara 0,30 sampai 0,10 yang berada pada kemungkinan 1,07 sampai 2,71.
Dapat kami simpulkan data tersebut valid karena kurang dari 0,05 yang berarti sesuai dengan hukum Mendel II dan tidak perlu dilakukan percobaan ulang.





BAB IV
PENUTUP

4.1.       Kesimpulan
Berdasarkan percobaan persilangan monohibrid yang telah kami uji dalam perolehan  hasil percobaan yang kami nyatakan valid di karnakan  data tersebut sudah sesuai dan memenuhi syarat sebagai ketentuan Hukum Mendel dan data percobaan kami telah  diuji pula  kevalitannya dengan table Chi Square Test. Sesungguhnya pada masa hidup Mendel belum diketahui zat yang menentukan pewarisan sifat (bahan genetik). Mendel menyebut bahan genetik itu hanya sebagai faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor. Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas.

4.2.  Saran
Dalam pengujian yang di ujicoba dalam pencarian data perkawinan monohybrid kita dapat  member saran sebagai berikt:
1.      Dalam perhitungan table Chi Square Test, kita harus teliti di karnakan table tersebut adalah tempet pengujian metodologi penelitian yang dapat menetukan kevalitan data kita.
2.      Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominan akan menutup faktor resesif.





DAFTAR PUSTAKA

Karmana,Oman.2007.Cerdas Belajar Biologi Kelas XII. Jakarta:Grafindo Media Pustaka.
http://id.wikipedia.org/wiki/Persilangan_monohibrid (di akses pada senin 11-03-2013 jam 02.30 wib)
Informasi Spesies “Kacang Tolo (Vigna unguiculata) .http://www.plantamor.com/index.php?plant=2235. Diakses pada Senin, 11-03-2013.
Proses Pewarisan dan Hasil Pewarisan Sifat Beserta Penerapannya .http://www.crayonpedia.org/mw/Proses_Pewarisan_Dan_Hasil_Pewarisan_Sifat_Beserta_Penerapannya_9.1. Diakses pada Senin, 11-03-2013 jam 01.34 wib.
Dwijoseputro. 1997. Pengantar Genetika. Jakarta: Bharata.
http://teloanyar.blogspot.com/2012/06/persilangan-monohibrid.html (di akses pada senin 11-03-2013 jam 02.12 wib)








0 komentar:

Posting Komentar